ABSTRAK
Pada
saat ini perkembangan wirausaha di Indonesia jauh tertinggal dengan
Negara-negara lain. Padahal faktanya wirausaha dapat emndorong
perekonomian di suatu Negara. Hal apakah yang masih membuat penduduk di
Indonesia atau seseorang yang takut atau bingung untuk membuka suatu
usaha? Bila dilihat dari Manajemen Operasional terutama dari sisi plan
location dan process design ,seorang yang ingin membangun sebuah usaha
bingung untuk menempatkan lokasi usahanya supaya didapatkan lokasi yang
strategis, dan bagaimana supaya produk yang dihasilkan mampu di produksi
dengan waktu produksi yang optimum dengan kemampuan tenaga kerja yang
dimiliki.
Berdasarkan
uraian diatas dipandang perlu melakukan suatu kajian tentang seberapa
besar pengaruh Manajemen Operasional pada suatu usaha dengan melihat
dari sisi plant location dan process design. Jadi dari contoh-contoh
perhitungan pada pembahasan dapat terlihat bahwa adanya hubungan dari
manajemen operasi khususna pada bagian plant location dan process design
terhadap suatu usaha, plant location lebih kepada dimanakah usaha itu
akan dibangun.Seorang wirausaha dapat menggunakan metode weber atau
center of gravity untuk mendapatkan lokasi tempat usaha yang strategis.
Metode-metode yang ada di plant location yang lebih mudah diterapkan
adalah metode weber dan metode center of gravity tipe dua, karena metode
tersebut lebih sederhana dan mudah dalam mencari data. Plant location
digunakan pada awal atau pertengahan jalannya sebuah usaha, awal
digunakan untuk menentukan lokasi strategis untuk dibukanya usaha
tersebut. Sedangkan pertengahan dapat digunakan bila perusahaan ingin
membuka suatu cabang usahanya, dan memilih lokasi strategis. Sedangkan
Process design khususnya pada perhitungan waktu standar digunakan untuk
mengetahui berapa lama waktu yang diperlukan untuk memproduksi suatu
produk jika diperkirakan presentase-presentasi lain yang munkin
dikerjakan oleh tenaga kerja atau pegawai. Process design dapat
diterapkan ketika usaha tersebut sudah berjalan, sehingga manajer atau
pemilik usaha itu dapat meneliti karyawanna dan menghitung waktu yang
diperlukan untuk menghasilkan suatu produk.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada
saat ini, menjadi Pewirausaha dianggap sebagai jalan keluar untuk
mengatasi berbagai masalah di dunia kerja. Bahkan Mary Mazzio, pembuat
film sekaligus seorang pengusaha di Amerika, mengatakan bahwa setiap
orang memiliki kewajiban untuk menjadi wirausaha. Kemudian seorang
pengusaha dapat berpengaruh terhadap poros perekonomian suatu Negara.
David Mc Clelland menyatakan bahwa suatu bangsa bisa disebut makmur bila
jumlah entrepreneur atau pengusaha paling sedikit 2 persen dari total
jumlah penduduknya.
Namun bagaimanakah perkembangan wirausaha di Indonesia? Berdasarkan data dari Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), jumlah pengusaha di Indonesia saat ini hanya 0,24 persen
dari total penduduk atau sekitar 568.800 orang. Untuk mengakselerasi
pertumbuhan ekonomi, jumlah ideal pengusaha Indonesia semestinya
4.740.000 dari asumsi total penduduk 237 juta jiwa. Artinya, dari
kondisi ideal tersebut maka Indonesia masih kekurangan sekitar 4.171.200 orang
wirausahawan. Sebagai gambaran, kondisi berbeda terjadi di
negara-negara maju seperti tetangga kita, Singapura. Persentase jumlah
pengusaha di negeri Singa itu mencapai 7,20 persen
dari total penduduknya. Sementara India yang merupakan negara yang
tengah mengalami pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat, memiliki
pengusaha sekitar 11 persen dari total penduduknya yang berjumlah 1,2 miliar jiwa.
Dari
rasio 568.800 orang pengusaha yang ada di Indonesia, sebagian besar
yaitu 75 persen merupakan pengusaha muda atau 0,18 persen dari total
jumlah penduduk. Dibandingkan dengan Malaysia yang jumlah pengusaha
mudanya mencapai angka 16 persen dari jumlah penduduk, artinya bahwa
Indonesia tertinggal sangat jauh. Hal ini berarti membuka peluang yang
sangat besar bagi penduduk di Indonesia untuk membuka usaha.
Namun
hal apakah yang masih membuat penduduk di Indonesia atau seseorang yang
takut atau bingung untuk membuka suatu usaha? Bila dilihat dari
Manajemen Operasional terutama dari sisi plan location dan process
design ,seorang yang ingin membangun sebuah usaha bingung untuk
menempatkan lokasi usahanya supaya didapatkan lokasi yang strategis, dan
bagaimana supaya produk yang dihasilkan mampu di produksi dengan waktu
produksi yang optimum dengan kemampuan tenaga kerja yang dimiliki.
Berdasarkan
uraian diatas dipandang perlu melakukan suatu kajian tentang seberapa
besar pengaruh Manajemen Operasional pada suatu usaha dengan melihat
dari sisi plant location dan process design.
Tujuan Penelitian
Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
Manajemen Operasional pada suatu usaha dengan melihat dari sisi plant
location dan process design.
Manfaat Penelitian
Manfaat
dari penelitian ini adalah disamping untuk mengetahui pengaruh
Manajemen Operasional pada suatu usaha dilihat dari sisi plant location
dan process design, juga untuk menunjukan bahwa benar dibutuhkannya
manajemen operasional dalam memulai suatu usaha ataupun saat usaha itu
sudah berjalan.
Tinjauan Pustaka
Sumber : Buku Manajemen Operasi edisi 9, karangan : Jay Haizer dan Barry Render
Manajemen Operasi
Apakah Manajemen Operasi itu?
Produksi (production) adalah proses penciptaan barang dan jasa. Manajemen Operasi (operation management—OM) adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadioutput.
Kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa berlangsung di semua
organisasi. Dalam perusahaan manufaktur, aktivitas produksi yang
menghasilkan barang dapat terlihat secara jelas. Kita dapat melihat
pembuatan produk-produk fisik, seperti TV Sony atau motor Harley
Davidson.
Dalam
organisasi yang tidak menghasilkan produk secara fisik, fungsi
produksinya mungkin tidak terlihat jelas. Kita sering menyebut
aktivitas-aktivitas ini sebagai jasa.
Fungsi jasa ini mungkin “tersembunyi” dari masyarakat, bahkan dari
pelanggan. Produknya dapat berbentuk layanan pengiriman dana dari
rekening tabungan ke rekening giro, proses transplatasi hati, pengisian
kursi kosong di pesawat, atau proses pendidikan seorang mahasiswa.
Terlepas dari produk akhirnya berupa barang atau jasa, aktivitas yang
berlangsung dalam organisasi biasanya disebut operasi atau manajemen operasi.
Pengorganisasian untuk menghasilkan barang dan jasa
Untuk
menghasilkan barang dan jasa, semua jenis organisasi menjalankan tiga
fungsi. Fungsi-fungsi ini merupakan hal penting, bukan hanya untuk
proses produksi, tetapi juga demi kelangsungan hidup sebuah organisasi.
Fungsi-fungsi ini adalah sebagai berikut.
1. Pemasaran yang
menghasilkan permintaan, paling tidak, menerima pemesanan untuk sebuah
barang atau jasa (tidak aka ada aktivitas jika tidak ada penjualan).
2. Produksi atau Operasi yang menghasilkan produk.
3. Keuangan atau Akuntansi yang mengawasi sehat tidaknya sebuah organisasi, membayar tagihan, dan mengumpulkan uang.
Universitas,
greja atau rumah ibadah, dan bisnis menjalankan fungsi-fungsi ini.
Bahkan, kelompok sukarelawan seperti pramuka juga diorganisasikan untuk
melaksanakan tiga fungsi dasar tersebut.
Mengapa Mempelajari MO
Kita mempelajari MO (Manajemen Operasi) karena empat alasan berikut.
1.
MO adalah satu dari tiga fungsi utama dari setiap organisasi dan
berhubungan secara utuh dengan semua fungsi bisnis lainnya. Semua
organisasi memasarkan (menjual), membiayai (mencatat rugi laba), dan
memproduksi (mengoprasikan), maka sangat penting untuk mengetahui
bagaimana aktivitas MO berjalan. Karena itu pula, kita mempelajari bagaimana orang-orang mengorganisasikan diri mereka bagi perusahaan yang produktif.
2. Kita mempelajari MO karena kita ingin mengetahui bagaimana barang dan jasa diproduksi. Fungsi produksi adalah bagian dari masyarakat yang menciptakan produk yang kita gunakan.
3. Kita mempelajari MO untuk memahami apa yang dikerjakan oleh manajer operasi. Dengan
memahami apa saja yang dilakukan manajer ini, kita dapat membangun
keahlian yang dibutuhkan untuk dapat menjadi seorang manajer seperti
itu. Hal ini akan membantu Anda untuk menjelajahi kesempatan kerja yang
banyak dan menggiurkan di bidang MO.
4. Kita mempelajari MO karena bagian ini merupakan bagian yang paling banyak menghabiskan biaya dalam sebuah organisasi. Sebagian
besar pengeluaran perusahaan digunakan untuk fungsi MO. Walaupun
demikian, MO memberikan peluang untuk meningkatkan keuntungan dan
pelayanan terhadap masyarakat.
Hal yang dilakukan oleh Manajer Operasi
Semua
manajer yang baik melaksanakan fungsi-fungsi dasar proses manajemen.
Proses Manajemen (management process) terdiri atas perencanaan,
pengorganisasian, pengaturan pekerja, pengarahan, dan pengendalian.
Manajer Operasi menerapkan proses manajemen ini pada pengambilan
keputusan dalam fungsi MO. Sepuluh keputusan penting dalam MO di
perlihatkan dalam table 1.1 yang dengan jelas memperlihatkan bahwa
setiap keputusan ini membutuhkan perencanaan, pengorganisasian,
pengaturan pekerja, pengarahan, dan pengendalian.
Tabel 1.1 Sepuluh Keputusan Kritis dari Manajemen Operasi
Sepuluh Bidang Keputusan
|
Masalah
|
Perancangan Produk dan Jasa
|
a. Produk dan jasa apa yang harus kita tawarkan?
b. Bagaimana kita merancang produk-produk ini?
|
Pengelolaan Kualitas
|
a. Bagaimana kita mendefinisikan kualitas?
b. Siapa yang bertanggung jawab dalam hal kualitas?
|
Perancangan Proses dan Kapasitas
|
a. Proses apa dan beberapa kapasitas yang akan dibutuhkan oleh produk ini?
b. Peralatan dan teknologi apa yang diperlukan oleh proses-proses ini?
|
Strategi Lokasi
|
a. Bagaimana cara kita memilih tempat untuk fasilitasnya?
b. Berdasarkan kriteria apa kita harus mengambil keputusan mengenai lokasi?
|
Strategi Tata Letak
|
a. Bagaimana kita menata fasilitasnya?
b. Seberapa besar seharusnya fasilitasnya supaya dapat memenuhi rencana kita?
|
Sumber daya manusia dan perancangan pekerjaan
|
a. Bagaimana kita menyediakan lingkungan kerja yang layak?
b. Berapa banyak yang dapat kita harapkan dapat dihasilkan oleh para pegawai.
|
Manajemen Rantai Pasokan
|
a. Haruskah kita membuat atau membeli komponen ini?
b. Siapa para pemasok kita dan siapa yang dapat menggabungkan semuanya ke dalam program e-commerce?
|
Persediaan, perencanaan kebutuhan bahan baku, dan JIT (Just In Time)
|
a. Berapakah persediaan dari setiap barang yang harus kita miliki?
b. Kapan kita harus memesan ulang?
|
Penjadwalan Jangka Menengah dan Jangka Pendek
|
a. Apakah kita sebaiknya mengupah orang-orang tetap selama bisnis menurun?
b. Pekerjaan apa yang akan kita lakukan selanjutnya?
|
Perawatan
|
a. Siapa yang bertanggung jawab dalam perawatan?
b. Kapan kita melakukan perawatan
|
Warisan Manajemen Operasi
Bidang
MO masih terbilang muda, tetapi sejarahnya amatlah kaya dan menarik.
Peningkatan kehidupan kita dan disiplin ilmu MO disebabkan adanya
inovasi dan sumbangsih pemikiran banyak orang. Berikut orang-orang yang
berjasa tersebut, dan ringkasan aktivitas penting dalam manajemen
operasi.
Eli Whitney (1800)
dikenal sebagai orang pertama yang mempopulerkan komponen yang dapat
dibongkar pasang yang diperoleh melalui standarisasi dan pengendalian
kualitas. Ia berhasil memenangkan kontrak pemerintah Amerika Serikat
untuk 10.000 pucuk senjata yang dijual dengan harga tinggi karena
senjata tersebut dapat dibongkar pasang.
Frederick W. Taylor (1881)
yang dikenal sebagai bapak ilmu manajemen menyumbangkan ilmu seleksi
pekerja, perencanaan dan penjadwalan, studi gerak, serta ergonomic yang
saat ini amat popular. Satu kontribusi besarnya adalah keyakinannya
bahwa manajemen dapat dibuat lebih kuat dan agresif dengan cara
perbaikan metode kerja. Taylor dan rekannyaHenry L. Gantt, juga Frank dan Lilian Gilberth termasuk
orang-orang pertama yang secara sistematis mencari cara terbaik untuk
memproduksi barang. Sumbangsih lain dari Taylor adalah keyakinannya
bahwa manajemen harus bertanggung jawab dalam:
1. Menempatkan pekerja yang tepat pada tempat yang tepat,
2. Menyediakan pelatihan yang memadai,
3. Menyediakan metode kerja dan alat bantu yang sesuai,
4. Menerapkan system intensif/imbalan untuk penyelesaian pekerjaan
Pada tahun 1913, Henry Ford dan Charles Sorensen memadukan
pengetahuan mereka mengenai komponen yang distandardisasi dengan lini
produksi semua pada proses pengemasan daging dan industry pemesanan
lewat surat, serta menambahkan konsep baru pada lini produksi dimana
para pekerja berdiri di tempat sementara bahannya bergerak.
Pengendalian Kualitas juga berperan besar dalam sejarah MO. Walter Shewhart (1924)
memadukan pengetahuan statistikanya dengan kebutuhan akan pengendalian
kualitas serta menemukan dasar-dasar perhitungan statistic dan
pengambilan sample untuk mengendalikan kualitas. W. Edwards Deming (1950) dan Frederick Taylorberpendapat manajemen harus berbuat lebih banyak untuk memperbaiki lingkungan kerja dan proses agar kualitas menjadi lebih baik.
Manajemen
Operasi akan terus berkembang dengan adanya sumbangsih dari disiplin
ilmu lain, termasuk teknik industry dan sains manajemen. Seiring dengan
statistika, manajemen, dan ilmu ekonomi, disiplin ilmu ini telah
berkontribusi pada pengingkatan produktivitas.
Penemuan
dalam ilmu pasti (biologi, anatomi, kimia, fisika) juga memberikan
kontribusi pada kemajuan MO. Termasuk dalam penemuan ini adalah bahan
perekat baru, papan sirkuit terpadu dengan kecepatan lebih tinggi, sinar
gamma untuk mensterilkan produk makanan, serta kaca berkualitas tinggi
untuk LCD dan TV plasma. Inovasi dalam berbagai produk dan proses sering
bergantung pada kemajuan dalam ilmu pasti.
Kontribusi
terpenting bagi MO datang dari ilmu informatika yang kami definisikan
sebagai proses sistematis yang diterapkan pada data untuk memperoleh
informasi. Ilmu informatika—hubungan nirkabel, Internet, dan
e-commerce—memangkas biaya dan meningkatkan kecepatan berkomunikasi.
Keputusan dalam manajemen operasi membutuhkan orang-orang yang ahli
dalam ilmu manajemen, ilmu informatika, dan ilmu biologi atau fisika.
Kegiatan Operasi dalam Sektor Jasa
Tabel 1.2 Perbedaan antara Produk dan Jasa
Ciri-ciri Barang
(Produk Nyata)
|
Ciri-ciri Jasa
(Produk Tidak Nyata)
|
Barang dapat dijual kembali
|
Penjualan kembali tidak biasa dilakukan
|
Barang dapat di jadikan persediaan
|
Banyak jasa tidak dapat disimpan
|
Beberapa aspek kualitas dapat diukur
|
Banyak aspek kualitas sulit diukur
|
Penjualan berbeda dari produksi
|
Penjualan biasana merupakan bagian dari jasa
|
Barang dapat dipindahkan
|
Penyedia jasa bukan jasa biasanya dapat berpindah
|
Lokasi fasilitas sangat memengaruhi biaya
|
Lokasi fasilitas penting untuk hubungan dengan pelanggan
|
Mudah diproduksi secara otomatis
|
Jasa biasanya sulit diproduksi secara otomatis
|
Penghasilannya adalah dari barang nyata
|
Penghasilannya dari jasa yang tidak nyata
|
Tabel
1.2 diatas menunjukan perbedaan lain antara produk dan jasa yang
memengaruhi keputusan-keputusan MO. Walaupun produk dan Jasa berbeda
dengan produk barang, fungsi operasinya tetap mengubah sumber daya
menjadi produk. Selain itu, kegiatan dalam fungsi operasi biasanya
serupa untuk barang dan jasa. Sebagai contoh, barang dan jasa harus
mempunyai standar kualitas yang distandarisasi, dan keduanya harus
dirancang dan dikerjakan sesuai jadwal, serta dikerjakan oleh manusia.
Setelah
memahami perbedaan antara barang dengan jasa, kita melihat bahwa
perbedaan ini tidak terlihat jelas dalam banyak kasus. Pada Dunia Nyata,
hamper semua jasa merupakan paduan antara jasa dan barang nyata. Sama
halnya, hamper seluruh penjualan barang menyertakan atau membutuhkan
jasa. Contohnya, banyak produk mempunyai komponen jasa keuangan dan
transportasi (contoh : Penjualan Mobil). Banyak juga memerlukan jasa
pelatihan purnajual dan perawatan (contoh: mesin fotokopi dan
mesin-mesin kantor). Banyak aktivitas “jasa” terjadi dalam operasi yang
menghasilkan barang. Manajemen sumber daya manusia, logistic, akuntansi,
pelatihan pelayanan lapangan, dan perbaikan merupakan aktivitas jasa,
tetapi terjadi dalam organisasi manufaktur.
Tren Baru yang Menarik di Bidang Manajemen Operasi
Salah
satu alasan MO merupakan ilmu yang menarik adalah ilmu ini selalu
dihadapkan pada kondisi yang selalu berubah. Baik pendekatan maupun
hasil dari sepuluh keputusan MO pada table 1.1 sangat mungkin berubah.
Dinamika ini terjadi karena berbagai tekanan, dari globalisasi
perdagangan dunia hingga transfer ide, produk, dan uang dengan kecepatan
yang sangat tinggi. Arah yang sekarang diambil oleh MO—di mana dulu
berada, dan hendak menuju kemana—ditunjukan pada Tabel 1.3. Sekarang
akan dibahas beberapa tantangan yang ditunjukan table 1.3
Tabel 1.3 Tantangan yang Berubah bagi Manajer Operasi
Dulu
|
Penyebab
|
Masa Depan
|
Fokus local atau nasional
|
Komunikasi global dan jaringan transportasi yang handal
|
Fokus global, memindahkan produksi ke luar negeri.
|
Jumlah Pengiriman yang besar
|
Siklus produk yang singkat dan modal member tekanan untuk mengurangi persediaan.
|
Kinerja just-in-time
|
Pembelian dengan penawaran terendah
|
Penekanan kualitas membutuhkan pemasok yang terlibat dengan focus pada pelanggan
|
Kemitraan rantai-pasokan, kolaborasi, aliansi, outsourching
|
Pengembangan produk yang lama
|
Siklus
hidup yang lebih pendek, Internet, Komunikasi Internasional yang cepat,
desain dibantu computer, dan kerja sama internasional
|
Pengembangan produk yang cepat, aliansi, kolaborasi desain
|
Produk yang distandarisasi
|
Pasar global yang berlimpah; bertambahnya proses produksi yang fleksibel
|
Kustomisasi missal dengan penekanan pada kualitas
|
Spesialisasi pekerjaan
|
Berubahnya lingkungan social; bertambahnya masyarakat yang sarat informasi dan pengetahuan
|
Pemberdayaan pekerja, tim, dan perampingan produksi
|
Fokus pada biaya rendah
|
Permasalahan lingkungan, ISO 14000, meningkatnya biaya pembuangan limbah
|
Produksi yang peka lingkungan, produksi ramah lingkungan, bahan yang dapat didaur ulang, manufaktur ulang
|
Etika
|
Bisnis
dijalankan secara lebih transparan; kajian public dan global mengenai
etika; tidak mempekerjakan anak-anak, menolak penyuapan, menghindari
terciptanya polusi
|
Standarisasi etis dan tanggung jawab social yang tinggi
|
·
Fokus Global. Penurunan biaya komunikasi dan transportasi secara tajam
telah menghasilkan pasar yang mendunia. Pada saat yang bersamaan,
sumber, modal, bahan baku, talenta, dan tenaga kerja juga menjadi
global. Hal yang juga mempercepat globalisasi adalah Negara-negara
diseluruh dunia bersaing dalam pertumbuhan ekonomi dan industralisasi.
Manajer Operasi harus tanggap melihat penemuan-penemuan yang
menghasilkan dan menggerakan ide, produksi, dan barang jadi secara
cepat.
·
Kinerja just-in-time. Sumber daya keuangan yang besar dan digunakan
untuk persediaan menyebapkan membengkaknya biaya. Persediaan juga
menghalangi respons yang cepat pada perubahan yang terjadi di pasar.
Manajer Operasi mengurangi persediaan pada setiap tingkatan, mulai dari
bahan baku hingga barang jadi.
·
Bersekutu dengan rantai-pemasok. Siklus hidup produk lebih singkat yang
digerakan oleh tuntutan dari pelanggan, sebagaimana juga perubahan yang
cepat dalam teknologi bahan dan proses, mengharuskan para pemasok
menyesuaikan diri dengan kebutuhan para pengguna akhir. Pemasok biasanya
memiliki keahlian yang unik, manajer operasi mencari pemasok dan
membina kemitraan jangka panjang dengan pihak yang mempunyai peran
penting dalam rantai-pemasok.
·
Pengembangan produk yang cepat. Komunikasi internasional yang cepat
dalam hal berita, hiburan, dan gaya hidup membuat waktu siklus produk
menjadi lebih pendek. Manajer operasi mengatasinya dengan teknologi dan
kerja sama yang lebih cepat dan manajemen yang lebih efektif
·
Kustomisasi missal. Saat kita mulai memandang dunia sebagai pasar,
perbedaan individu terlihat dengan jelas. Perbedaan budaya yang
ditegaskan lagi oleh perbedaan individu—dalam dunia dimana konsumen
semakin sadar akan banyaknya penemuan dan pilihan—memberikan tekanan
pada perusahaan untuk menanggapinya. Manajer Operasi mengatasinya dengan
proses produksi yang lebih fleksibel untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan. Tujuan utamanya adalah menciptakan produk di saat dan
ditempat dimana produk tersebut dibutuhkan.
·
Pemberdayaan pekerja. Berkembangnya pengetahuan dan tempat kerja yang
memerlukan teknik, membutuhkan kemampuan lebih ditempat kerja. Manajer
operasi mengalihkan lebih banyak proses pengambilan keputusan pada
pekerja secara perorangan.
·
Produksi yang peka lingkungan. Manajer operasi yang terus berusaha
memperbaiki produktivitas lebih memperhatikan perancangan produk dan
proses-proses yang ramah lingkungan. Hal ini berarti desain produk yang
dapat terurai, komponen mobil yang dapat digunakan kembali aau
diproduksi ulang, atau pengemasan yang lebih efisien.
· Etika. Manajer operasi bertanggung jawab dalam menghadapi tantangan untuk membina perilaku yang etis.
Dari
masalah yang dihadapi seorang wirausaha khususnya dalam penempatan
lokasi usaha dan bagaimana supaya produk yang dihasilkan mampu di
produksi dengan waktu produksi yang optimum dengan kemampuan tenaga
kerja yang dimiliki. Selanjutnya dalam Manajemen Operasi membahas
mengenai Plant Location dan Process Design .
Plant Location
Plant
Location adalah suatu kegiatan mengenai penentuan pilihan lokasi atau
tempat dari pabrik atau perusahaan yang akan didirikan.
Tujuan
Penentuan Lokasi Pabrik adalah untuk membantu perusahaan beroprasi
dengan lancer, efisien, dan efektif. 3 Langkah pemilihan lokasi pabrik :
1. Pilih daerahnya
2. Pilih Lingkungannya
3. Pilih letak Pabrik atau Perusahaannya
Keuntungan Lokasi pabrik yang tepat :
1. Mampu melayani konsumen dengan memuaskan
2. Memperoleh bahan baku yang cukup, kontinyu dengan harga yang layak
3. Mendapatkan tenaga kerja yang cukup
4. Memungkinkan diadakannya ekspansi dikemudian hari.
Terdapat 2 faktor penentu lokasi pabrik atau perusahaan yaitu :
1. Primary Factor : Faktor-faktor yang memiliki pengaruh langsung pada produksi dan pendistribusian output.
Misalkan : Bahan baku, pasar, tenaga kerja, transportasi, amdal, dan utilitas.
2. Secondary Factor : Faktor-faktor yang berhubungan dengan rencana masa depan perusahaan.
Misalkan : Fasilitas pelayanan, tanggapan masyarakat setempat, keadaan tanah, iklim, rencana perluasan kota, rencana ekspektasi.
Beberapa Istilah yang ada dalam plant location :
1. Weight Gainning : Proses bahan baku diolah output dan hasilnya menjadi lebih besar. (lokasi berorientasi ke pasar)
2.
Weight Loosing : Proses pengolahan bahan baku menjadi output dan
hasilnya menjadi lebih kecil atau ringan. (lokasi berorientasi ke sumber
bahan baku).
3. Foot Loose : Proses pemilihan lokasi yang tidak berorientasi ke pasar maupun sumber bahan baku.
Dalam Plant Location terdapat 2 metode untuk menentukan lokasi pabrik yang strategis :
1. Factor-rating method (Alfred Weber)
Metode
ini ditemukan oleh Alfred Weber. Metode pemilihan lokasi ini didasarkan
pada penilaian terhadap berbagai factor yang mempengaruhi lokasi
pabrik, dimana masing-masing factor tersebut kemudian diberi score.
2. Center of Gravity Method
Yaitu
teknis matematis yang digunakan untuk menemukan lokasi pusat distribusi
yang akan meminimumkan biaya distribusi. Merupakan metode yang
mengasumsikan bahwa biaya secara langsung bersifat proporsional dengan
jarak dan banyaknya barang yang diangkut.
Process Design
Peta Kerja
Di dalam proses desain peta kerja berfungsi sebagai :
1. Alat instruksi dalam bentuk symbol.
2. Alat analisis (alat yang digunakan untuk menggambarkan kegiatan kerja secara jelas dan sistematik).
Peta kerja yang sering dipakai dalam proses desain adalah ;
1. Operation Process Chart
Peta kerja yang menggambarkan suatu kegiatan dengan menggunakan 2 simbol, yaitu operation dan inspection.
2. Work Study
Work
Study merupakan teknik yang mencakup Analisis cara kerja (Method Study)
dan Analisis waktu kerja (Time Study) yang digunakan untuk mencapai
daya guna yang maksimum dari tenaga kerja, peralatan, fasilitas serta
material yang ada.
Method Study (Analisis Cara Kerja)
Merupakan
teknik mempelajari, mencatat, menganalisis, dan membahas secara kritis
dan sistematis cara-cara melakukan suatu pekerjaan dengan tujuan mencari
atau menggunakan cara-cara yang paling tepat (efektif).
Tujuannya : untuk mengurangi isi kerja (work contents) dengan menghilangkan cara-cara kerja yang tidak efisien.
Langkah-Langkah Method Study :
1. Pilih masalah yang akan dibahas.
2. Kumpulkan fakta-fakta (pengamatan langsung).
3. Catat fakta-fakta tersebut.
4. Analisis fakta-fakta secara kritis.
5. Kembangkan cara-cara yang lebih baik.
6. Pilih atau tetapkan cara yang terbaik.
7. Siapkan atau laksanakan cara yang dipilih.
Time Study (Analisis Waktu Kerja)
Menentukan
cara untuk menentukan isi kerja suatu tugas atau operasi dengan
menentukan jumlah waktu yang diperlihatkan berdasarkan patokan
pelaksanaan (standar performance) seorang pekerja cakap.
Langkah-langkah Time Study :
1. Kumpulkan segala keterangan mengenai pekerjaan yang diamati.
2. Uraikan pekerjaan ini kedalam elemen-elemen kerja atau elemen-elemen gerakan.
3. Ukur waktu tiap-tiap elemen kerja atau elemen gerakan
4. Ulangi cara pengukuran ini berkali-kali.
5. Catat hasil pengukuran tersebut.
6. Tentukan waktu rata-rata tiap elemen kerja atau elemen gerakan tersebut.
PEMBAHASAN
Berdasarkan
pada kenyataan kurang majunya wirausaha di Indonesai karena ketakutan
akan ketidak berhasilan usahanya dikemudian hari, dan tidak mengetahui
bagaimana cara untuk menentukan waktu kerja yang efektif dan optimal.
Dari
penjelasan yang telah dijelaskan di dalam tinjauan pustaka tentang apa
itu manajemen operasi, plant location,process design, maka sekarang
sudah bisa dianalisis seberapa besar pengaruh manajemen operasi terhadap
usaha di Indonesia dengan melihat dari sisi plant location dan product
design.
Plant Location
Metode Weber
Misalkan
perusahaan merencanakan lokasi untuk mendirikan pabrik. Ada 4 lokasi
yang menjadi pertimbangan lengkap dengan penilaian terhadap
factor-faktor yang berpengaruh.
Faktor Pertimbangan
|
Lokasi A
|
Lokasi B
|
Lokasi C
|
Lokasi D
|
Bahan Baku
|
S
|
K
|
B
|
S
|
Skilled
|
S
|
B
|
K
|
B
|
Modal
|
B
|
S
|
S
|
B
|
Listrik atau Air
|
K
|
S
|
S
|
S
|
Transportasi
|
S
|
S
|
S
|
B
|
Tanggapan Masyarakat
|
S
|
S
|
S
|
S
|
Pasar
|
K
|
S
|
S
|
B
|
Untuk
mengetahui lokasi mana yang sangat strategis untuk dibangun sebuah
pabrik adalah dengan memberikan angka dari masing-masing huruf yang ada,
kemudian dijumlahkan semuanya.
Misalkan : S = 2, B= 3 . K= 5
Faktor Pertimbangan
|
Lokasi A
|
Lokasi B
|
Lokasi C
|
Lokasi D
|
Bahan Baku
|
2
|
5
|
3
|
2
|
Skilled
|
2
|
3
|
3
|
3
|
Modal
|
3
|
2
|
2
|
3
|
Listrik atau Air
|
5
|
2
|
2
|
2
|
Transportasi
|
2
|
2
|
2
|
3
|
Tanggapan Masyarakat
|
2
|
2
|
2
|
2
|
Pasar
|
5
|
2
|
2
|
3
|
Total
|
21
|
18
|
16
|
18
|
Jadi,
dari hasil penjumlahan total semuanya, dapat dilihat hasil yang
tertinggi, dan hasil tertinggi itulah yang merupakan lokasi paling
strategis untuk perusahaan membangun pabrik.
Hal
ini dapat digunakan oleh seorang yang ingin mencoba membangun sebuah
usaha, tetapi memiliki beberapa pilihan untuk dijadikan tempat usaha,
dengan metode Weber ini dapat ditentukan lokasi yang strategis dan
memungkinkan usahanya akan berkembang dan maju.
Perusahaan tepung tapioca akan membuka pabrik baru dengan informasi lokasi sebagai berikut :
Lokasi
|
A
(30,120)
|
B
(90,110)
|
C
(130,130)
|
D
(60,40)
|
Vol. yang di angkut
|
2000 ton
|
1000 ton
|
1000 ton
|
2000 ton
|
Tentukan lokasi baru yang menguntungkan !
Bentuk perhitungan dari metode ini adalah sebagai berikut:
Perusahaan
kerupuk udang membutuhkan bahan baku sebanyak 100 kg, setelah diproses
menjadi krupuk mempunyai berat 60 kg. Jarak antara sumber bahan baku
dengan konsumen (pasar) 100 km. Bila ongkos angkut bahan baku Rp
150/kg/km dan ongkos angkut krupuk Rp 100/kg/km. Dimanakah lokasi pabrik
sebaiknya didirikan? , dekat sumber Bahan Baku atau dekt pasar?
1. Pertama hitung pengeluaran yang akan dikeluarkan bila lokasi pabrik didirikan di dekat sumber Bahan Baku.
Dekat sumber bahan baku : 60kg x 100km x Rp 100 = Rp 600.000,-
2. Kedua hitung pengeluaran yang akan dikeluarkan bila lokasi pabrik didirikan di dekat pasar
Dekat Pasar : 100kg x 100km x Rp 150 = Rp 1.500.000,-
Jadi
dari perhitungan di atas dapat dilihat bahwa pengeluaran yang
dikeluarkan lebih besar bila lokasi pabrik didirikan di dekat pasar,
sehingga sebaiknya lokasi pabrik didirikan di dekat lokasi Bahan baku.
Metode
ini melihat dan memilih lokasi dari kecilnya pengeluaran yang akan
dikeluarkan. Metode bisa lebih mudah untuk dipraktekan di dunia nyata.
Para wirausaha dapat menghitung pengeluaran-pengeluaran yang akan ia
keluarkan saat memilih lokasi dimana usahanya akan dibuka.
Process Design
Pengukuran Waktu Standar
Waktu standar
% Rating : Skill, efford, conditions, consistency.
%Allowance : Istirahat, merokok, menerima instruksi, ke WC, cuaca, dan mesin.
Rating Factor (RF) = 1 + %Rating
Allowances Factor (AF) = 1 + %Allowances
Waktu Standar = Waktu Rata-rata (RF) . (AF)
Berdasarkan
pengamatan terhadap seorang pekerja yang cakap diperoleh waktu
rata-rata 10 menit. Untuk mengetahui waktu standar, diberikan
factor-faktor pertimbangan sebagai berikut : skill 3%, merokok 2%,
konsistensi 2%, effort 2%, ke Wc 1%, kondisi karyawan 2%.
Hitung waktu standarnya!
1. Hitung Rating Factornya
RF = 1 + %skill + %konsistensi + %effort + %kondisi karyawan
= 1 + 3% + 2% + 2% + 2% = 1 + 9% = 1,09
2. Hitung Allowances Factornya
AF = 1 + %merokok + %Wc
= 1 + 2% + 1% = 1,03
3. Hitung waktu standarnya
Waktu standar = 10 . (1,09) . (1,03) = 11,227 menit
Jadi
dari hasil di atas didapat waktu standarnya adalah 11,227 , waktu
standar ini menggambarkan lamanya waktu untuk menghasilkan sebuah produk
dari seorang karyawan yang di hitung dengan presentase
kemungkinan-kemungkinan yang dilakukan pegawai tersebut atau
kondisi-kondisi yang terjadi pada saat memproduksi produk tersebut.
SIMPULAN DAN SARAN
SIMPULAN
Jadi
dari contoh-contoh perhitungan diatas dapat terlihat bahwa adanya
hubungan dari manajemen operasi khususna pada bagian plant location dan
process design terhadap suatu usaha, plant location lebih kepada
dimanakah usaha itu akan dibangun.Seorang wirausaha dapat menggunakan
metode weber atau center of gravity untuk mendapatkan lokasi tempat
usaha yang strategis. Metode-metode yang ada di plant location yang
lebih mudah diterapkan adalah metode weber dan metode center of gravity
tipe dua, karena metode tersebut lebih sederhana dan mudah dalam mencari
data. Plant location digunakan pada awal atau pertengahan jalannya
sebuah usaha, awal digunakan untuk menentukan lokasi strategis untuk
dibukanya usaha tersebut. Sedangkan pertengahan dapat digunakan bila
perusahaan ingin membuka suatu cabang usahanya, dan memilih lokasi
strategis. Sedangkan Process design khususnya pada perhitungan waktu
standar digunakan untuk mengetahui berapa lama waktu yang diperlukan
untuk memproduksi suatu produk jika diperkirakan presentase-presentasi
lain yang munkin dikerjakan oleh tenaga kerja atau pegawai. Process
design dapat diterapkan ketika usaha tersebut sudah berjalan, sehingga
manajer atau pemilik usaha itu dapat meneliti karyawanna dan menghitung
waktu yang diperlukan untuk menghasilkan suatu produk. Hal inilah
menyatakan bahwa adanya hubungan antara manajemen operasi dengan suatu
usaha dilihat dari sisi plant location dan process design.
SARAN
Seseorang
yang ingin membuka suatu usaha dapat menggunakan metode dari plant
location untuk menentukan lokasi yang strategis untuk membuka usaha
barunya, dan dapat menggunakan process design untuk menentukan waktu
yang diperlukan untuk membuat suatu produk. Sehingga seorang pemula yang
ingin membuka suatu usaha dapat lebih pasti untuk membuka usahanya
tersebut, karena didukung dengan pemilihan lokasi yang strategis dan
pengukuran waktu rpoduktif untuk menghasilkan suatu produk.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Manajemen Operasi, edisi 9, Jay Haizer, Barry Render
0 komentar:
Posting Komentar